REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara bertahan Piala Dunia, Prancis yang kehilangan sejumlah nama besar karena cedera, dipercaya akan sangat membutuhkan peran kepemimpinan Kylian Mbappe selama Piala Dunia di Qatar. Dia berusia 19 tahun ketika merebut gelar Piala Dunia 2018, dengan mencetak gol di final dalam kemenangan 4-2 atas Kroasia.
Semua klub top Eropa tentu akan sangat senang untuk memiliki Mbappe di klub. Dan hanya dia yang bisa menolak juara Liga Champions 14 kali, Real Madrid. Bahkan dia melakukannya dua kali. Mbappe yang berusia 23 tahun sudah memiliki total 28 gol internasional dan dapat menambah jumlah itu saat melawan Australia di laga pembuka Grup D, Rabu (23/11/2022) dini hari WIB.
"Kylian masih muda, tapi dia sudah melakukan beberapa hal hebat. Empat tahun sejak (Piala Dunia) telah membantunya mendapatkan kedewasaan dan untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan di seluruh dunia," kata pelatih Prancis Didier Deschamps, dikutip dari Daily Mail, Senin (21/11/2022).
"Dia selalu memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dan kami akan membutuhkannya di sini. Dia salah satu dari sedikit pemain yang memiliki itu," ujarnya.
Sejak bergabung dengan Paris Saint-Germain pada 2017 dalam kesepakatan senilai 180 juta euro, Mbappe telah mencetak 190 gol, termasuk 100 dalam 113 pertandingan terakhirnya untuk juara Prancis. Tapi kiper Hugo Lloris, yang bermain di Piala Dunia keempatnya dan akan memenangkan caps ke-148, berpikir Mbappe belum mencapai puncaknya.
"Dia menegaskan semua harapan orang terhadapnya selama bertahun-tahun. Sulit untuk menentukan batasan pemain seperti Kylian, karena potensinya luar biasa," kata Lloris. "Dia berkomitmen, fokus dan santai dan saya pikir dia bisa membantu kami mencapai tujuan kami di sini," tambahnya.
Namun untuk berhasil mempertahankan gelarnya, Prancis harus melakukannya tanpa pemimpin seperti Paul Pogba, N'Golo Kante, dan Karim Benzema. Pogba dan Kante memenangkan Piala Dunia 2018, sementara Benzema bisa dibilang sebagai penyerang paling lengkap di dunia dan telah mengembangkan pemahaman yang baik di lini depan dengan Mbappe.
Deschamps mengakui mereka adalah pemain yang sulit untuk digantikan tak hanya di lapangan, tetapi juga di luar lapangan, karena kepemimpinan seperti itu bukanlah sesuatu yang mudah."Anda pikir ini kasus menjentikkan jari? Bahwa seorang pemain berpikir 'Saya akan bangkit dan semua orang akan mendengarkan saya?'" kata Deschamps.
"Kepemimpinan bukan hanya berbicara dan berbicara, terutama jika Anda tidak dapat menemukan kata yang tepat," tegasnya.